Cerita Naga Raksasa Dibalik Banjir Bandang Desa Hatapang

AEK KANOPAN, WARTATODAY.COM – Selalu saja ada kisah berbeda dalam sebuah peristiwa. Ada cerita menarik saat terjadinya peristiwa bencana alam banjir bandang yang melanda sejumlah dusun di Desa Hatapang, Kecamatan Na IX-X, Labuhanbatu Utara.

Dalam bencana yang mengakibatkan sebanyak 106 kepala keluarga harus mengungsi meninggalkan rumahnya itu, Sabar Ritonga, 56 tahun, warga Dusun Kuala Baru Desa Hatapang menyebutkan, peristiwa bencana alam ini terjadi karena adanya Naga Raksasa yang sedang bergeser di hulu Sungai Aek Hatapang.

Dengan sangat yakin, Sabar menjawab pertanyaan wartawan terkait penyebab terjadinya banjir bandang yang meluluhlantakkan ratusan rumah penduduk itu. “Ada Naga lewat di bagian hulu sungai ini. Naga itu bergerak di Batu Ginjang. Selama ini kan Naga itu yang membendung air, jadi begitu dia bergeser, itulah yang membuat air sungai ini tiba-tiba naik,” jelasnya.

Sabar juga menceritakan, malam sebelum kejadian, sekitar pukul 22.00 WIB, ia bersama beberapa orang temannya saat duduk-duduk ngobrol di sebuah warung, sempat mendengar suara bunyi-bunyian yang bergemuruh. Merasa bahwa itu adalah sosok Naga Raksasa yang hendak lewat melintasi perkampungannya, sontak mereka ketakutan dan segera berlarian menuju rumah mereka masing-masing.

Hingga tanpa mereka sadari, sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, peristiwa banjir bandang itu pun terjadi. Mendapati peristiwa itu, masih diceritakan Sabar, warga langsung berlarian menyelamatkan diri ke tempat-tempat tinggi perbukitan di sekitar dusun mereka.

Terlepas dari kisah mistis Naga Raksasa yang dikisahkan Sabar Ritonga, pantauan wartatoday.com, minggu, 29/12/19, saat ini sebanyak 106 KK warga terdampak banjir bandang tersebut telah ditampung di beberapa tenda penampungan yang disiapkan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Tumpukan kayu-kayu gelondongan yang terbawa air juga masih tampak disana. Hingga berita ini dimuat, belum terlihat alat berat milik pemerintah disana.

“Ada 106 KK yang terdampak. Sebanyak 19 unit rumah mengalami rusak berat dan 10 unit rusak ringan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa dan jumlah kerugian masih sedang kita lakukan pengumpulan data. Kita juga sudah berkoordinasi dengan Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika, ” terang Jesman Sijabat, sekretaris BPBD yang dikonfirmasi di tenda penampungan. (renz)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *