Gema Labura Demo, Manajemen PT. KIP “Enjoy”

AEK KANOPAN I WARTATODAY.COM – Puluhan mahasiswa yang menamakan diri Gerakan Mahasiswa Labuhanbatu Utara (Gema Labura), melakukan aksi unjuk rasa di halaman kantor Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Labuhanbatu Utara, kamis 26/4.

Dalam aksi ini, mereka menuntut agar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Imam Ali Harahap menutup dan mencabut ijin operasional pabrik kelapa sawit (PKS) milik PT. Kencana Inti Perkasa (KIP) yang beroperasi di Kecamatan Aek Natas.

Para mahasiswa ini menuding jika PT. KIP telah melakukan pelanggaran atas undang – undang nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Mereka meyakini, perusahaan ini sengaja melakukan pembiaran pembuangan air limbah ke badan sungai Aek Pamienke sehingga mengganggu dan merusak ekosistem yang berada di lingkungan sungai.

Selain itu, dalam orasinya, mahasiswa yang dikomandoi oleh Nova Aditya ini juga mengungkapkan pelanggaran perusahaan atas peraturan pemerintah nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Imam Ali Harahap, dalam keterangannya saat menanggapi aspirasi mahasiswa ini mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya komunikasi dengan pemerintah desa di lokasi berdirinya pabrik tersebut. “Kita udah tanyakan kepada kepala desa disana tentang apa tidaknya kerusakan lingkungan hidup seperti yang adik-adik katakan. Menurut kepala desa disana, pencemaran itu tidak ada terjadi”, terang Imam yang hanya berpedoman pada hasil komunikasinya dengan kepala desa terkait, tanpa merinci hal-hal yang menjadi topik pertanyaan mahasiswa.

Sementara itu, ketika unjuk rasa mahasiswa masih berlangsung di halaman kantor, tampak pemandangan cukup menarik di ruangan lobi kantor Dinas Lingkungan Hidup. Beberapa orang pria berpakaian rapi yang belakangan diketahui adalah perwakilan dari PT. KIP, terlihat sedang berbincang-bincang tanpa beban apapun dengan sesama rekan mereka.

Sempat terdengar celetukan tak sedap dari salah seorang di antara mereka. “Jangan mau dialog dliuar, panas. Kalo mereka mau, di dalam ajalah. Orang ini kan tak tau apa yang didemonya. Bodoh-bodoh, jadi payah menjelaskannya”, celoteh salah satunya. (darrenz).

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *