RSUD Labura Terlantarkan Pasien Kritis

AEK KANOPAN, WARTATODAY.COM – Petugas medis Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuhanbatu Utara (Labura) kembali menunjukkan kinerja buruk dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Kali ini pelayanan buruk ini menimpa Linda Hayati, 20, warga Lingkungan Suka Rendah Kelurahan Aek Kanopan Timur. Jumat, (18/1), tengah hari sekira pukul 13.00 Wib, Linda yang mengalami pendarahan dibawa oleh suami dan keluarganya untuk berobat ke RSUD. Namun hingga hampir satu (1) jam berada disana, Linda yang sedang hamil tiga (3) bulan ini sama sekali tak ditangani oleh petugas medis disana.

Karena dibiarkan tanpa dilayani petugas disana, dan melihat kondisinya yang kian lemas dan pucat karena mengalami pendarahan hebat, akhirnya keluarga Linda memutuskan untuk membawanya ke Rumah Sakit Seger Waras yang berjarak sekitar 2 km dari RSUD Labura.

“Tak ada dokter yang sedang bertugas dan menyatakan tak sanggup menangani serta tidak lengkapnya peralatan RSUD. Itu yang menjadi alasan mereka kepada kami, ” kata Panji, suami Linda yang ditemui di ruang rawat Rumah Sakit Seger Waras, Ledong Barat Asahan.

Lebih jauh Panji bersama Bambang Irawan, abang iparnya mengatakan, ia dan keluarga membawa Linda ke RSUD Labura dengan alasan agar dapat berobat dalam tanggungan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Tapi ia harus mengalami kekecewaan karena tidak mendapat pelayanan di RSUD yang pada bulan Desember tahun lalu dikunjungi oleh tim akreditasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam rangka peningkatan status RSUD milik Pemkab Labura itu.

“Kami ini orang susah, itulah alasan kami ke RSUD. Tapi apa boleh buat, daripada adik saya mati, biarlah kami membayar mahal di rumah sakit swasta yang tak melayani BPJS ini,” terang Bambang.

Direktur RSUD, dr. Mestika Mayang yang coba dikonfirmasi melalui ponselnya tak merespon. Sms yang dikirimkan kepadanya juga tak mendapat balasan.

Sahrun Edi Sinaga AMKG, Kepala Seksi Pengembangan Medik RSUD yang dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui hal itu. “Saya kurang tahu tentang itu, cobalah tanyakan ke seksi pelayanan medik, ya,” ujar Edi yang dikonfirmasi melalui ponselnya. (renz)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *