Dinas Kanla Sebut Limbah Tambak Udang Tidak Mengganggu Tanaman Cabai Petani

Petani cabai di Dusun VII, Desa Bogak Besar memperlihatkan  tanaman cabainya yang  nyaris mati. (foto : AR.Manik/wartatoday)

SERDANG BEDAGAI I WARTATODAY.COM – Sebenarnya limbah tambak udang tidak membunuh tanaman cabai asal dilakukan pengolahan air limbah sebelum di buang ke lingkungan,hal tersebut ditulis Sri Wahyuni Sitorus Kasi Kesehatan Ikan dan Pengelolaan Lingkungan Perairan Dinas Perikanan Kelautan Serdang Bedagai, pada pesan Watshapp,Kamis (3/5) ketika diminta tanggapannya terkait adanya keluhan petani cabai asal Desa Bogak Besar Kecamatan Pantai Cermin yang kesulitan air tawar yang muncul dimedia cetak.

Saat ditanyakan apakah air rembesan dari kolam tambak udang yang berkontaminasi dgn irigasi/tali air bisa berpengaruh pada tanaman jika dibuat utk menyiram cabai petani tersebut,Sri Wahyuni mengatakan,coba tanya Pertanian kadar salinitas air berapa yang bisa di toleransi cabai.Ditambahkannya,rembesan air itu harus di uji kadar salinitasnya.

Kadis Perikanan dan Kelautan Sergai,Hj Sri Wahyuni Pancasilawati,SP,M.Si,sebelumnya juga dalam pesan watshapp mengirimkan foto surat Diskanla kepada Kepala Desa Bogak Besar perihal kesimpulan dan kesepakatan musyawarah pada Selasa (17/4/2018) lalu tentang permasalahan air limbah tambak udang vaname serta kunjungan dinas guna mengambil sampel air.

Dalam surat tersebut,diambil beberapa kesimpulan yakni salinitas air untuk sumur bor Nalis sebesar 0 ppm termasuk air tawar,salinitas air tambak udang milik Aprizal 16 ppm termasuk payau,dan salinitas air irigasi Dusun 1 Desa Bogak Besar sebesar 24 ppm juga termasuk payau.Guna mengurangi dampak lingkungan yang diduga akibat aktifitas tambak udang milik Afrizal,Diskanla meminta agar dibuat instalasi pengelolaan air limbah dengan menggunakan media uji biologi ikan nila secepatnya.

Untuk mengurangi tingginya salinitas air irigasi pihak Diskanla mengharapkan pihak Pemerintah Desa mengusulkan dilakukannya normalisasi irigasi.

Sebelumnya didalam pemberitaan salah satu media dilaporkan sedikitnya 50-an petani cabai dan sayur mayur di Dusun VII, Desa Bogak Besar,Kecamatan Teluk Mengkudu. Petani kesulitan mendapatkan air tawar untuk menyiram tanaman cabai mereka.Tepaksa mereka memakai air yang sudah asin akibat tercemar limbah tambak udang vaname.

Bahril (60) petani yang memiliki 5 rante tanaman cabai terpaksa sengaja menelantarkan tanamanya. Sekitar 1,5 rante tanaman cabai Bahril terpaksa di biarkan mati, padahal tanaman cabai itu baru lima kali dipanen dimana seharusnya ia bisa panen 30 kali.

Sedangkan sisa 3,5 rante lagi Bahril terpaksa harus extra mensuplai air tawar dengan jarak 200 meter dengan menggunakan gomboran penyiram tanaman “ Sisa 3,5 rante lagi inilah yang harus saya rawat lagi selanjutnya saya tidak sanggup karena mensuplai air tawar sangat jauh  tidak pernah air di aliran tali air ini asin semenjak menjamurnya tambak udang vaname air  dari tali air ini asin karena limbahnya di buang ke tali air saya tidak jamin petani padi yang hendak balik damen bisa mendapatkan air tawar” ucap Bahril.

Hal senada diutarakan M Alik (50) petani cabai yang juga warga setempat.Ia menuturkan kurang lebih ada 3 hektar lahan ditanami cabai.Sejak air menjadi asin tidak sedikit petani cabai membiarkan tanaman cabainya mati kering karena tidak disiram apa lagi sumber air tawar sangat jauh dari lokasi,ujar Alik sembari mengakui hasil cabai nya merosot tajam.(ARM)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *