Usai Tawaf Wa’dah, Jemaah Haji Siap Kembali Ke Tanah Air

MAKKAH, WARTATODAY.COM – Pelaksanaan ibadah haji di tanah suci Makkah bagi jemaah haji asal Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) tinggal sehari dan besok (29 Agustus) sudah kembali ketanah air. Kloter VII Mes Medan (Sergai, Tebing Tinggi, Nias) berangsur-angsur telah tawaf wa’dah di Masjidil Haram.

Demikian dikatakan Ketua TPHD Sergai Ir H Soekirman yang disampaikan kepada Kadis Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Drs H Akmal, M.Si melalui WhatsApp langsung dari Makkah, Arab Saudi, Selasa (27/8/2019). Keterangan Soekirman tersebut disampaikan Kadis Kominfo lewat siaran pers, Rabu (28/8).

Dikatakan Soekirman bahwa proses akhir dari rangkaian ibadah haji ini adalah penghormatan sekaligus ucapan selamat tinggal ke Baitullah. Dengan berurai air mata dalam tingkat ketauhidan yang tinggi jemaah berdoa seraya memohon keampunan dari sang pencipta Allah SWT. “ Ya Allah…….sudah waktunya kami untuk pulang, bekali kami dengan sehat wal-afiat, tetap menjaga agama kami, berilah kami rasa taat dan setia selama-lamanya. Itulah diantara lantunan doa dengan uraian air mata,” ujar Soekirman.

Soekirman mengatakan, hari ini situasi maktab dihampir semua sektor ditinggalkan jemaah, baik yang kembali ke tanah airnya atau melanjutkan perjalanan ke Masjid Nabawi di Madinah. Kampung Indonesia di Sysiah mulai kosong. Masjid Jamek yang selama ini penuh sesak dan hampir tak muat menampung jemaah sekarang tak lagi penuh. Shaf belakang 3 sampai 5 baris sudah kosong.

Itulah kondisi menjelang berakhirnya musim haji, ungkap Soekirman penuh haru.
Ziarah Naik Gunung dan Jamarat
Kawasan kampung Indonesia di sektor I dikelilingi kaki gunung yang berkait dengan Jabal Nur dan lain-lain.

Ketua Kloter VII dan beberapa anggota telah memanfaatkan kesempatan untuk ziarah ditempat pertama kali Rasulullah Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril.
Ziarah seperti ini selain uji nyali untuk peregangan otot dalam gerak mendaki dan turun gunung. Tidak lain untuk menghayati beratnya perjuangan Nabi Muhammad diawal masa kenabiannya.

Gua Hira di atas Jabal Nur dengan ketinggian 700 m dpl dan berjarak sekitar 5 km dari kota Makkah. Cukup melelahkan dan mendebarkan, apalagi untuk jemaah usia diatas 60 tahun. Tapi begitulah falsafah para pendaki, “gunung terlihat tinggi sebelum didaki, jika sudah didaki, ternyata puncaknya akan berada dibawah telapak kaki” Subhanallah hal azim, kisah Soekirman.

Melihat Kondisi Jamarat
Betapa mencekam perasaan semua jemaah pada hari tasrik. Semua peserta haji yang jutaan orang melakukan pelontaran jumrah di Jamarat. Tempat yang sakral dan jadi tumpuan umat itu ternyata pada hari biasa cukup lengang. Walaupun setiap hari tetap ada saja pejiarah yang mendatangi jamarat hanya untuk mengenang kembali saat mendebarkan ketika melontar 7 butir batu seraya berharap terlemparlah sifat-sifat syaitan yang ada pada diri jemaah.
Ziarah seperti ini juga dalan rangka mempertebal tauhid masing-masing jemaah. Bahwa tidak mudah melewati rukun dan wajib haji yang menuntut fisik yang prima. Namun kemabruran haji hanya akan di uji seberapa mulia sifat-sifat tabliq, siddik, amanah dan fatonah pasca ibadah haji dilakukan. (ARM)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *