PDP Negatif Warga Tebingtinggi Meninggal dan Dimakamkan Sesuai SOP Covid

Jenazah PDP Negatif Covid saat dimakamkan sesuai SOP Covid-19. (wartatoday/ibb)

TEBING TINGGI, WARTATODAY.COM – Kembali satu orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dengan hasil rapid test Negatif Covid-19 warga Kota Tebingtinggi meninggal, Sabtu (25/4/2020). Hingga saat ini tercatat sudah dua orang warga Tebingtinggi meninggal dunia dengan status PDP Negatif.

Pasien meninggal berusia 59 tahun itu sebelumnya masuk ke RS Sri Pamela pada Jumat (24/4/2020). Dan jenazahnya kemudian dimakamkan sesuai SOP dan protokol covid-19 di belakang Taman Bahagia Tebingtinggi.

Wali Kota Tebingtinggi H Umar Zunaidi Hasibuan saat pemakaman mengatakan, pasien yang dimakamkan hari ini senenarnya belum bisa ditegakkan sebagai positif Covid-19 Karena riwayat penyakit yang bersangkutan memiliki penyakit jantung koroner dan komplikasi penyakit lain.

Disamping itu, memang ada sedikit gangguan pada parunya. Masuk ke rumah sakit tadi malam dengan kondisi kritis. Dan untuk kiranya prosesnya ini menuju pada kewaspadaan, ditegakkanlah pasien ini sebagai seorang PDP dengan catatan hasil pemeriksaan ravid test negatif, jelas Umar.

Umar menjelaskan, dalam perjalanannya penyakitnya semakin memberat dan akhirnya mengembuskan nafasnya yang terakhir. Sesuai dengan ketentuan, bagaimanapun pasien penyakit itu kalau sudah ditegakkan PDP maka pemakamannya dilakukan secara protokol pemakaman covid dan itu yang kita lakukan hari ini.

“Tapi sampai saat sekarang ini belum ada tanda-tanda yang menunjukkan hasil tesnya dia positif corona “, kata walikota.

Kepada warga masyarakat walikota menegaskan tidak perlu takut terhadap pemakaman pasien covid kalau sudah dilakukan prosedur sesuai dengan protokol kesehatan yang ada.

Kalau jenazah sudah dimakamkan dengan proses dimandikan dan dibersihkan dengan disinfektan lalu dikasi kain kafan dan dibungkus lagi dengan plastik dan disemprot lagi dengan disinfektan serta dimasukkan kedalam peti dan petinya disemprot lagi dengan disinfektan, dan petinya dikunci serta dibalut lagi dengan plastik, maka tidak ada lagi virusnya yang keluar.

“Barang kali pemahaman dari masyarakat tentang ini masih kurang maka kita menyatakan edukasi-edukasi ini perlu kita lakukan”, tegas Umar Zunaidi. (ibb)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *