Lestarikan Budaya Lokal Mateng, Arwan Aras Tampilkan Atraksi Mamose di BISA Fest Kemenparekraf RI

Mamuju Tengah155 Dibaca

MATENG, WARTATODAY.com – Anggota Komisi X DPR RI Dapil Sulawesi Barat, H. Arwan M. Aras T, S.Kom berkolaborasi dengan Direktorat Wisata Minat Khusus Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf RI menggelar kegiatan “Bisa Fest” di Hotel Amalia, Mamuju Tengah, Rabu (1/3/2023).

BISA Fest sendiri merupakan salah satu wadah bagi para pelaku seni dan budaya untuk berekspresi. Tema yang dipilih pada kesempatan ini adalah “Festival Pesona Budaya dan Tradisi Mamuju Tengah”.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Anggota Komisi X DPR RI Dapil Sulbar, H. Arwan Aras, Menteri Parekraf RI diwakili oleh Koordinator Strategi dan Komunikasi Wisata Alam Budaya dan Buatan, Firnandi Gufron, Kadis Pariwisata Mamuju Tengah, Hj. Nahdah Beserta Jajarannya, Narasumber Dari Kemenparekraf RI, Tokoh Adat dan Penggiat Kebudayaan Mamuju Tengah, serta beberapa sanggar seni yang ada di Kabupaten Mamuju Tengah.

Dalam sambutannya, Kadis Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mamuju Tengah, Hj.
Nahdah berterima kasih kepada Anggota Komisi X DPR RI beserta Kemenparekraf yang telah melaksanakan Bisa Fest di Mamuju Tengah.

“Kami dari Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga sekaligus atas nama Pemerintah Kabupaten menyampaikan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak H. Arwan Aras dan Bapak/Ibu dari kementerian Pariwisata yang menyelenggarakan Bisa Fest di Mamuju Tengah,” ucapnya.

Lebih lanjut Hj. Nahdah mengajak seluruh stakeholder yang ada untuk menggali dan melestarikan budaya Mamuju Tengah sehingga dapat menarik wisatawan.

Ia berharap, dengan adanya kegiatan “Bisa Fest” tersebut dapat memperkenalkan budaya dan Tradisi yang ada di Mamuju Tengah, sehingga dapat dikenal luas yang nantinya dapat mendatangkan wisatawan ke Mamuju Tengah.

Di tempat yang sama, Firnandi Gufron mengapresiasi kegiatan kolaborasi tersebut. Ia membeberkan, telah melakukan bincang-bincang dengan Pihak Pariwisata Mamuju Tengah dan Anggota Komisi X DPR RI seputar potensi wisata yang ada di Mamuju Tengah, namun yang disayangkan secara perlahan wisata kebudayaan yang ada, tergerus oleh budaya luar.

“Jika kita tidak menjaga dan merawat budaya kita dari sekarang, saya yakin 10 atau 20 tahun kedepannya kebudayaan kita akan dicaplok negara lain” pungkasnya.

“Mari Kita Jaga, Mari Kita Lestarikan, Kita Promosikan Kebudayaan Kita” kunci Firnandi Gufron dalam sambutannya.

Sementara itu, Arwan Aras selaku Anggota Komisi X DPR RI mengatakan, Kegiatan Bisa Fest Kemenparekraf sudah kali ke dua di laksanakan di Mamuju Tengah.

“Alhamdulillah Bisa Fest ini kegiatan ke dua yang dilaksanakan di Mamuju Tengah” ucap Arwan Aras.

Arwan Aras berharap hadirnya Bisa Fest ini menjadi momen yang dapat dimanfaatkan oleh Masyarakat Mamuju Tengah dengan baik. Dirinya meminta kepada masyarakat Mamuju Tengah untuk melestarikan dan memelihara kebudayaan Mamuju Tengah.

“Kebudayaan di Mamuju Tengah ini terus harus kita lestarikan dan pelihara” pinta Arwan Aras sebelum membuka secara resmi Acara Bisa Fest Budaya dan Tradisi Mamuju Tengah.

Arwan Aras mengungkapkan rasa bangga dan syukurnya bahwa salah satu tradisi budaya warisan leluhur dari Mamuju Tengah dapat dipentaskan dalam sebuah event festival dan pagelaran seni dan kebudayaan.

“Suatu kehormatan dan kebanggaan saya secara pribadi dapat menyaksikan kembali penampilan Mamose ini tapi dalam suasana pentas pagelaran kesenian dan kebudayaan yang digelar oleh Komisi X DPR RI bersama Kemenparekraf RI,” ungkap Arwan Aras.

Arwan Aras memaparkan bahwa budaya Mamose atau Tarian Parang adalah budaya Masyarakat Adat Tangkou di Mamuju Tengah. Tarian ini mulai jarang terlihat, sehingga sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk terus melestarikan dan mendorong pelestarian seni tradisional ini.

Sejarah Mamose atau biasa juga disebut Pemanna ini awalnya merupakan kegiatan Masyarakat Adat Tangkou Budong-Budong yang akan masuk ke dalam hutan dan melakukan pesta panen yang dirangkaikan dengan ritual adat. Dalam tarian parang itu, juga ada kata-kata yang diteriakkan Pamose, yang dalam Bahasa Budong-Budong bermakna sumpah setia pemangku adat kepada Raja atau biasa disebut sebagai Pue Ballung atau Pemerintah Daerah.

“Saya menilai Ritual Mamose ini merupakan salah satu tradisi leluhur Masyarakat Adat Tangkou Budong-Budong yang sudah ada sejak dulu dan banyak mengandung nilai-nilai filosofis seperti kebersamaan, gotong-royong, kesetiaan, dan kepedulian di antara sesama masyarakat,’ pungkas Arwan Aras.

Usai kegiatan pembukaan berlangsung, Tim Kemenparekraf memberikan Cinderamata kepada Arwan Aras dan Kadis Pariwisata. Acara dilanjutkan dengan penyerahan bantuan pembinaan dari Arwan Aras kepada kelompok penggiat kesenian yang ada di Mamuju Tengah, yaitu penampil atraksi tradisional Mamose oleh Komunitas Masyarakat Adat Tangkou berkolaborasi dengan Komunitas Kondo Bulo Muda Mamuju Tengah, Sanggar Tari Azalea art Mamuju Tengah yang menampilkan Tarian Khas Mamuju Tengah Tari Benteng Kayu Mangiwang, Sanggar Tari Balata Tomene, dan Sanggar Seni Baturede.- (Sandi A)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *