Ladang ganja Yang ditemukan di Madina berpotensi hasilkan 60 ton ganja

Petugas gabungan memusnahkan tanaman ganja yang dutemukan di Mandailing Natal,- (Poto : dok Polda sumut)

JAKARTA,WARTATODAY.COM – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metropolitan Jakarta Raya Irjen Pol Nana Sudjana menyebutkan ladang ganja seluas lima hektare di Mandailing Natal (Madina) Sumatera Utara (Sumut) yang berhasil digerebek pihak kepolisian berpotensi menghasilkan 60 ton ganja.

“Ladang ganja juga sudah siap dipanen. Kami perkirakan kalau sudah dipaket, bisa jadi 60 ton ganja. Jadi cukup besar hasil pengungkapan ini,” ujar Irjen Nana di Polda Metro Jaya, Rabu (22/1/2020).

Disebutkannya, saat petugas gabungan Polda Metro Jaya dan Polda Sumut mendatangi lokasi ladang ganja tersebut, petugas mendapati lima hektare lahan yang dipenuhi dengan tanaman ganja siap panen setinggi 1,5 meter hingga 2 meter.

“Lima hektar ladang ganja, dengan ukuran tinggi 150 sentimeter sampai 200 sentimeter,” sambungnya.

Dikatakannya, terungkapnya ladang ganja itu berawal dari keberhasilan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya bersama jajaran Polres yang mengamankan 1,3 ton ganja dalam operasi yang berlangsung selama dua bulan yakni pada Desember 2019 dan Januari 2020.

Ganja kering siap edar tersebut disita secara terpisah oleh Polres Jakarta Barat, Polres Jakarta Selatan, Polres Bekasi Kabupaten dan Polres Depok.

Total ada 19 tersangka yang diamankan polisi dalam operasi tersebut, satu di antaranya tewas diterjang timah panas karena melakukan perlawanan kepada petugas.

Penyelidikan pihak kepolisian dan pengakuan para tersangka terkait peredaran ganja itu semuanya mengarah ke sebuah wilayah di Mandailing Natal, Sumut

Penyidik Polda Metro Jaya kemudian berkoordinasi dengan Polda Sumut untuk mengembangkan kasus tersebut dan mendatangi lokasi tersebut.

“Kemudian diperoleh informasi di Maindailing Natal disampaikan ada ladang ganja. Hasil penelusuran yang dilakukan gabungan Polda Metro Jaya dan Sumatra Utara ini memang cukup jauh,” kata Nana.

Lokasi tersebut ternyata berada di wilayah terpencil yang dibutuhkan waktu enam jam berjalan kaki dari desa terdekat yakni Desa Banjarlancat, Mandailiing Natal, Panyabungan Timur, Sumut.- (ant)

Sumber : antara
print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *