Tinggal di Rumah Tidak Layak Huni, Warga Bintang Bayu Butuh Bantuan

Rumah warga Damak Tolong Buho nyaris ambruk.(AR.Manik/WartaToday)

BINTANG BAYU, WARTATODAY.COM – Bungaran Situmorang (49) beserta sang istri Epelina Pasaribu (43),warga Dusun II, Desa Damak Tolong Buho,Kec.Bintang Bayu,Kab Serdang Bedagai-Sumatera Utara tinggal di rumah nyaris ambruk.Selain tidak layak rumah tersebut sangat jauh dari kata sehat.Kondisi sangat memprihatinkan ini terpotret saat WartaToday menyambangi rumah pasutri tersebut,Jum’at (21/9) sore.

Pasangan suami istri, serta satu anaknya, tinggal di rumahnya yang sudah miring nyaris ambruk.Satu keluarga ini terpaksa tinggal di rumah yang dapat membahayakan dirinya, mereka tidak dapat berbuat banyak karena keterbatasan ekonomi.

Berdasarkan pantauan, kondisi rumah hanya terbuat dari kayu dan bilik telah ditinggalinya bersama keluarga selama bertahun-tahun. Beberapa kayu penyangga terlihat lapuk dimakan usia, begitu juga bilik bambu di dinding yang sudah mulai keropos. Jika dilihat dari luar, rumah Mashuri terlihat miring dan nyaris roboh.

Dikatakan Bungaran yang juga pernah mencalonkan diri menjadi Kepala Desa,didampingi Istri, mereka terpaksa tinggal di rumah seperti gubug karena faktor ekenomi.”Tidak ada biaya,ditambah belekangan ini mereka sering sakit”ujar Boru Pasaribu

“Sudah tiga tahun tinggal di sini dengan kondisi seperti ini.Lima tahun lalu kondisinya belum seperti ini” kata kedua pasutri.

Bungaran mengaku tidak memiliki biaya untuk membangun rumah karena hanya kerja serabutan, dan pendapatannya pun belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.Sang istri mengelola ladang tetangga digawangan tanaman sawit yang masih belum menghasilkan.”Kami numpang bercokol tanam disela-sela tanaman sawit warga” ucap Epelina

Bantuan yang mereka dapat hanya dari Program Keluarga Harapan (PKH) yang terakhir mereka terima bukan mei lalu.Mirisnya lagi mereka tidak menjadi penerima beras prasejahtera.Kami dapat beras rastra berkat kebijakan Kepala Desa”ungkap ibu dua anak ini.Pasangan suami istri ini mengatakan bila turun hujan dia dan anaknya yang saat ini sekolah ditingkat SLTA mengaku khawatir jika hujan turun bercampur angin.

Bungaran dan keluarga hingga saat ini hanya bisa berdoa dan menunggu bantuan agar rumahnya yang nyaris ambruk dapat dibangun.”Cuma bisa berdoa saja (dapat bantuan),gimana lagi, satu anak saya enggak disini lagi (merantau di ibukota),ujar mereka pasrah.

Kepala Dusun II Damak Tolong Buho Saor Siregar mengaku pihak Pemerintah Desa sudah pernah membuat usulan ke dinas terkait,namun hingga saat ini belum ada gambaran.(ARM)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *