DELISERDANG, WARTATODAY.COM – Kwartir Nasional (Kwarnas) menyebutkan Sumatera Utara (Sumut) merupakan provinsi pertama di Indonesia yang menggelar Kemah Bersama (Kemsama) Majelis Pembimbing (Mabi) dengan seluruh kwartir daerah. Hal tersebut merupakan sejarah yang perlu dicatat.
Majelis Pembimbing Daerah (Mabida) yang diketuai Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, beserta Pangdam I/BB Achmad Daniel, beberapa kepala daerah kabupaten/kota, OPD Pemprov Sumut, BUMN, BUMD para anggota Pramuka se-Sumut, ikut dalam Kemsama tersebut.Jumlah peserta yang mengikuti Kemsama tersebut 3.668 orang.
“Hal ini perlu dicatat sebagai sejarah bahwa Sumut di bawah bimbingan Ketua Mabida Gubernur Edy Rahmayadi telah membuktikan bahwa Sumut merupakan kwartir daerah pertama yang menyelenggarakan Kemah Bersama seperti ini,” ujar Kepala Pusdiklat Kwarnas Sigit Muryono saat upacara api unggun di Bumi Perkemahan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (16/7/2022) malam.
Kwarnas juga berterima kasih kepada Edy Rahmayadi yang memberikan gedung pinjam pakai untuk dijadikan Kantor Kwarda Sumut. Menurut Sigit, memang seperti itulah seharusnya Mabi. “Itulah memang peran Mabi, memberi dukungan moril dan materil, kami sangat mengharapkan dukungan seperti ini terus diberikan Mabi, ” harap Sigit.
Sementara itu, Pangdam I/BB Achmad Daniel menyampaikan, Kemsama tersebut menandai bangkitnya kembali gelora kepramukaan di Sumut. “Hari ini dengan kemah bersama ini merupakan tanda kehidupan pramuka yang dulu begitu gemerlap, ramai, gembira bersama, ini kita hidupkan kembali, ” sebut Achmad.
Pangdam sendiri pernah merasakan bergairahnya dunia pramuka di masa lalu. Pada tahun 1977, Ia mengikuti Jambore Nasional yang diadakan di Sibolangit. Ia merasakan semangat pramuka yang begitu bergelora.
“Saya dulu hadir dibawa ibu saya saat saya berumur 10 tahun. Saya tahu persis di sini dulu ada guest house presiden, menteri, sangat bergairah, sangat membanggakan,” katanya.
Selain itu, menurutnya, Pramuka merupakan pengkaderan pemimpin di masa depan. “Pramuka ini merupakan sarana pengkaderan pemimpin di masa depan yang punya wawasan kebangsaan dan tidak melihat perbedaan, melainkan bisa menjadikan perbedaan itu sebagai sesuatu yang indah, ” ucap Achmad.- (rel/kmf)