Bantuan Dari Sumut Telat, Pemasok Sembako Dinilai Tidak Propesional

Tebing Tinggi89 Dibaca
Walikota Tebing Tinggi H Umar Zunaidi Hasibuan meninjau langsung bantuan dari Gubsu. (Wartatoday/Ismail Batubara)

TEBING TINGGI, WARTATODAY.COM – Telatnya masuk sembako gratis bantuan dari Gubsu untuk Kota Tebing Tinggi membuat kesal Walikota H Umar Zunaidi. Pemasok dinilai tidak propesional dalam menjalankan tugasnya.

Pasalnya, bantuan yang semula dijadwalkan sampai hari Jumat 15 Mei 2020, ternyata hingga hari ini Selasa (19/5/2020), belum semuanya sampai ke Kota Tebing Tinggi.

Walikota Umar Zunaidi menilai cara dan sistem kerja pihak pemasok barang bantuan tersebut tidak profesional. “Pihak pemasok tidak menjalankan amanah untuk memberikan data akurat jadwal distribusi kepada pemda setempat,” ucapnya kesal.

Menurut walikota, seharusnya H-5 jelang lebaran, sembako gratis dari Gubernur Sumut untuk warga terdampak Covid-19 itu sudah lengkap terkumpul dan dibagikan dengan sistem door to door di seluruh wilayah kelurahan.

”Kalau sudah begini, semuanya jadi tanggung ”, kata Umar Zunaidi dihadapan sejumlah awak media di Gedung Balai Kartini Jalan Gunung Leuser Tebing Tinggi, Selasa (19/5/2020) saat meninjau paket sembako.

Sementara Perwakilan Gugus Tugas Provinsi Sumut dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut, Vutry menjelaskan, pengangkutan menjadi penyebab masalah keterlambatan distribusi sembako ke kota Tebing Tinggi.

”Saat ini sekitar 7000-an paket sembako sudah di Tebing Tinggi, hanya berada di lokasi berbeda, selebihnya kita menunggu,” ucapnya.

Walikota langsung memberikan instruksi agar sembako yang sudah sampai itu segera didistribusikan. ”Mana camat, lurah tandatangani, langsung bagi sembako ke rumah rumah warga, sekarang, jangan tunggu lama lagi,” tegas Umar.

Sebelumnya, Kadis Sosial Tebing Tinggi M Syah Irwan mengatakan, masyarakat di kota Tebing Tinggi terdampak Covid-19 yang akan mendapatkan bantuan bahan pangan dari Gubernur Sumut itu sebanyak 12.137 kepala keluarga (KK). Jumlah paket tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Bahan pangan yang diberikan berupa beras 10 Kg, Minyak Goreng 2 Liter, Gula putih 1 Kg dan mie instan sebanyak 20 bungkus,” jelasnya. (ibb)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *