Teken MoU dengan YPGI, Bupati Toba Harapkan Pelajar dan Pekerja Asal Toba Terlindungi di Jerman

Toba207 Dibaca

TOBA, WARTATODAY.com – Pemerintah Kabupaten Toba berkomitmen memastikan keadaan baik-baik saja atau terlindungi bagi kaum muda yang mengikuti program belajar sambil bekerja di negara Jerman.

Komitmen ini disampaikan Bupati Toba, Poltak Sitorus saat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau nota kesepakatan antara Pemkab Toba dengan Hilde Turiana Hutapea selaku Ketua Yayasan Persahabatan German Indonesia (YPGI) di Kantor Bupati Toba, Balige, Kabupaten, Jumat (28/7/2023).

YPGI ini adalah yayasan yang akan bekerja sama dengan Pemkab Toba melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga untuk melatih kursus Bahasa Jerman sebagai persiapan bagi tenaga kerja muda yang berpotensi dan berminat program kursus bahasa Jerman- Aupair dan Ausbildung. Setelah lulus bersertifikat nanti , pesertanya dapat melanjutkan kuliah sambil bekerja di Jerman.

Menurut Poltak Sitorus, pihak yayasan diharapkan ikut memotivasi para peserta yang lulus berangkat ke Jerman agar bergabung dengan komunitas mereka termasuk komunitas lainnya asal Indonesia.

“Jangan sampai ada persoalan.Itu kita pastikan baik- baik mereka.Adakah komunitas mereka?. Menghindari masalah adalah peran dari kantor yang mengurusi tenaga kerja,” kata Poltak Sitorus .

Selain itu, Poltak Sitorus juga meminta pihak yayasan ikut mendorong peserta agar memiliki mimpi atau cita-cita sekembalinya nanti bisa membuka usaha sendiri sesuai dengan pengalaman dan pendidikan yang diperoleh di Jerman.

Sebelumnya Kadis Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Rikardo Hutajulu menyampaikan pengantar soal kerjasama yang sudah pernah dilakukan sewaktu ada Dinas Tenaga Kerja di Toba.

Hal ini dibenarkan Hilde Turiana Hutapea selaku ketua yayasan. Ia memaparkan program ini adalah Tahun ke -4 .Pada tahun 2018 dan 2019 telah menghantarkan 41 orang ke Jerman.

“Namun pada masa pandemi program ini dihentikan,” katanya.

Ia menjelaskan program kursus ini sangat banyak peminatnya tapi kurang motivasinya.Kelasnya ada dua yaitu kursus untuk memperoleh sertifikat A1 (Aupair) belajar /sekolah dan B1 ( Aubildung)
langsung bekerja selama tiga tahun.
Diakuinya untuk memperoleh sertifikat ini sangatlah susah apalagi B1.

Sementara syarat awal kursus adalah minimal lulusan SMA/Paket C. Kemudian untuk lolos ke Jerman ada tahap ujian dengan biaya dibebankan kepada peserta.Sementara penyelenggaraan ujiannya dilaksanakan oleh Pemerintah Jerman.

Peserta yang lulus diantaranya berumur 18, 22 ,29 tahun umumnya bekerja bidang perhotelan dan pertukangan dengan gaji sekitar 928 Euro perbulan.

“Jadi sekolah dua hari, tiga hari bekerja dengan masa bekerja 8 jam perharinya.Bila lembur 8 jam maka. akan free 1 hari,” kata Hilde.

Pada kesempatan itu Bupati Toba juga mempertanyakan kepada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Ketenagakerjaan Kabupaten Toba melalui Bidang Tenaga Kerja, apa-apa saja tanggungjawab, penempatan sampai perlindungan tenaga kerja.

Melalui Bidang Tenaga Kerja Rencana Simbolon dan Zeprisal Tarigan menyampaikan ke Bupati Toba bahwa pihaknya tengah menunggu aplikasi yang mengatur tenaga kerja P to P (Privat to Privat).

Turut hadir Bagian Tata Pemerintahan dan Kerja Sama diwakili Ramaida Manurung , Kabid PIKP Dinas Kominfo Rikardo Simamora ,dan Bagian Protokol Komunikasi Pimpinan Setdakab Toba.- (Rel/SJ)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *