Ribuan maayarakat Hadiri Ceramaah Kebangsaan Bupati Asahan dan Gus Miftah

Asahan183 Dibaca

ASAHAN, WARTATODAY.com – Ribuan jemaah dan masyarakat hadiri ceramah kebangsaan dalam rangka peringatan HUT RI ke 77 di Lapangan Adhi Pradana Polres Asahan, Selasa (16/8/2022).

Turut hadir diacara tersebut Wadir Intel Polda Sumut AKBP Jonson Hasibuan, Bupati dan Wakil Bupati Asahan, Plt Wali Kota Tanjung Balai, Forkopimda Asahan, Sekda, Asisten dan OPD, tokoh tgama, tokoh masyarakat, ketua etnis dan masyarakat.

Mengawali sambutannya, Bupati Asahan, H Surya menyampaikan penduduk Asahan terdiri dari berbagai suku, agama dan ras. Asahan sebagai salah satu Kabupaten yang memiliki kemajemukan yang bersatu dalam kebhinnekaan. Sedikitnya terdapat 14 etnis yang berbaur dan menetap.

Berbagai budaya berbaur diantaranya etnis Melayu, Batak Toba, Tabagsel, Jawa, Sunda, Banjar, Minangkabau, Aceh, Simalungun, Karo, Nias, Pakpak, Tianghoa dan India. Kita bersyukur tetap damai dan rukun dalam persatuan walaupun berbeda etnis, budaya, agama dan kepercayaan.

Persatuan dan kesatuan dapat terjaga berkat kerjasama dan sinergitas antar Pemerintah, Forkopimda dan masyarakat. “Kemajemukan masyarakat adalah kekuatan utama dalam menjalankan pemerintahan, kemasyarakatan dan pembangunan. Bila tetap rukun dan damai dalam bingkai NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.

Diakhir sambutannya Bupati juga mengajak kepada seluruh masyarakat untuk senantiasa merawat kebhinekaan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan peran dan fungsi masing-masing

Sedangkan Gus Miftah dalam.ceramah kebangsaanya menyampaikan untuk menjadi bangsa yang besar, seluruh masyarakat haruslah menghargai jasa para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan dengan mengorbankan harta dan jiwa. Hanya dengan persatuan dan kesatuanlah, para pahlawan dapat berhasil merebut kemerdekaan. Masyarakat harus belajar tentang pentingnya arti persatuan dan kesatuan agar dapat mengisi kemerdekaan dengan hal positif.

Gus Miftah mengajak seluruh jamaah agar tetap menjaga toleransi dalam beragama, saling menghargai satu dengan yang lain, serta tidak termakan isu yang dapat memecah persatuan dan kesatuan dengan berdalihkan perbedaan suku, agama, ras dan golongan. Pancasila sebagai idiologi negara hadir sebagai pemersatu. Jadikan perbedaan yang kita miliki sebagai pemersatu kita, bukan menjadi suatu perpecahan diantara kita, karena sejatinya perbedaan yang kita miliki adalah kekuatan terbesar dari bsngsa kita.- (Rel/j)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *