Gubernur Sumut Hadiri Ibadah Syukur Awal Tahun 2022 HKBP di Tarutung

SUMUT112 Dibaca

TARUTUNG, WARTATODAY.COM – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengingatkan bahwa perbedaan keyakinan dan budaya merupakan pilihan dan keniscayaan yang ada pada semua orang. Namun kondisi itu, perlu dilengkapi dengan hadirnya kasih sayang sesama manusia yang memberikan manfaat satu sama lain.

Hal itu disampaikan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi saat menghadiri Ibadah Syukur Awal Tahun 2022 Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di Sopo Nomensen, Kantor Pusat HKBP Pearaja, Tarutung, Tapanuli Utara (Taput), Selasa (4/1/2022).

Turut hadir di antaranya Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, Ephorus HKBP Robinson Butarbutar, Anggota DPR RI Martin Manurung, para kepala daerah se-kawasan Danau Toba, serta seluruh undangan dan jemaat. Juga turut mengikuti Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan melalui video konferensi jarak jauh.

Pada acara ibadah dengan Topik ‘Sehati, Sepikir dalam satu Kasih, Satu Jiwa dan Satu Tujuan’ itu, Gubernur Sumut menyampaikan bahwa perbedaan dirinya sebagai pemeluk agama Islam dengan penganut agama lain, tidak perlu menjadikan keakraban hubungan renggang atau bertentangan. Sebab menurutnya, sekalipun keyakinan berbeda, namun dalam kemanusiaan semua harus bisa menjalin persahabatan dan persaudaraan.

“Soal agama itu pilihan, tetapi menjadi orang Sumatera Utara itu takdir. Jadi agama itu ada jalannya masing-masing, tentu ada perbedaan di dalamnya. Tetapi saya mau sampaikan, bahwa orang terbaik adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” ujar Gubernur.

Pada 2022 yang ditetapkan HKBP sebagai tahun Kesehatian, Gubernur menyampaikan hubungan judul tersebut dengan kasih sayang, siapapun orangnya. Karena itu, ia menekankan pentingnya rasa persaudaraan sesama manusia, sesama warga bangsa Indonesia, khususnya di Sumatera Utara.

“Maafkan jika saya kesannya menggurui, karena saya seorang Gubernur. Tetapi saya pastikan, apa yang saya sampaikan ini adalah dari hari yang paling dalam. Saya tidak terlalu pandai mereka-reka (mengarang cerita),” kata Edy.

Sebab menurutnya siapa yang suka mereka-reka, justru lebih berbahaya dari binatang buas. Jangankan kepada orang lain, bahkan sesama saudaranya sendiri, akan menimbulkan kesulitan dengan watak yang kurang baik itu.

“Yang penting untukmu agamamu, untukku agamaku. Tetapi dalam kehidupan ini, kita harus bersaudara, karena kita sesama manusia. Terima kasih, selamat Natal dan Tahun Baru. Jangan dipelesetkan omongan saya ya, karena saya ingin akrab, demi Tuhan,” tegasnya.

Terakhir, Edy pun menuturkan bagaimana pengalamannya saat bertugas di Papua, yang hampir 90% penduduknya menganut agama Kristen. Namun ia mengaku nyaman hidup di wilayah Timur Indonesia itu. Meskipun berbeda dari segi agama, namun harmonis dalam bernegara.

Sementara Ephorus HKBP, Pdt Robinson Butarbutar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Gubernur yang mengajak semua warga untuk mengedepankan persahabatan dan persaudaraan. Sebab keduanya dibutuhkan dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat.

“Dan saya sebagai Ephorus, sangat merasakan kasih sayang Bapak (Gubernur) kepada kami HKBP. Tahun lalu Bapak datang, kami pun diterima di rumah Gubernur. Tahun ini datang, fasilitasnya pun dikirim, untuk membantu seluruh HKBP mengikuti acara ini,” sebut Pdt Robinson.

Sebagai jawaban dari anjuran Gubernur dalam kebersamaan, pihaknya pun menyampaikan program yang sejalan dengan Tahun Kesehatian yakni akan mengadakan kemah-kemah pemuda. Mengingat perlunya menjalin keakraban, tidak hanya HKBP atau agama tertentu, tetapi juga bersama ormas seperti NU, Muhammadiyah dan lainnya.

“Terima kasih kepada semua pemerhati, karena Tuhan telah menolong kita, memberdayakan kita dan tengah mempersiapkan yang lebih baik untuk kita. Supaya kesehatian di dalam HKBP menular positif kepada bangsa kita, membangun Indonesia. Dengan begitu, HKBP akan semakin dicintai,” pungkasnya.

Dari jarak jauh, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan juga menyampaikan kepada hadirin, agar seluruh jemaat HKBP kompak dan tidak egois. Jika semua manusia punya sifat egois, dalam kebersamaan seluruhnya harus mengedepankan kepentingan yang lebih besar. Sehingga tidak ada satupun yang merasa paling hebat dari yang lain.

“Kita harus menjadi seperti tim sepakbola, tidak semua jadi penyerang. Begitu juga dengan HKBP, suksesnya ini bukanlah sukses Ephorus, tetapi suksesnya HKBP, karena dia (Ephorus) tidak bisa bekerja sendiri. Mental kebersamaan harus kita terapkan, jangan egois,” kata Luhut.

Ibadah Syukur Awal Tahun 2022 tersebut sekaligus juga peluncuran Tahun Kesehatian yang ditandai pemukulan gondang oleh Ephorus HKBP, Pdt Robinson Butarbutar.- (rel/hms)

print

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *